Tuwuhan dalam bahasa Indonesia dapat di artikan Tumbuhan. Merupakan tradisi membuat "bleketepe" atau anyaman yang terbuat dari daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh saat resepsi manton atau mantu.
Tuwuhan mengandung arti yaitu suatu harapan kepada anak (calon pengantin) agar memperoleh keturunan untuk melangsungkan sejarah keluarga
Sejarah Tuwuhan:
Tata cara tuwuhan mengambil ajaran dari Ki Ageng Tarub salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat menikahkan anaknya yang benama Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal ini dilakukan karena rumah Ki Ageng kecil dan tidak muat untuk semua tamu, sehingga tamu yang di luar rumah diteduhi dengan payon anyaman daun kelapa.
Dengan diberi payon itu ruang yang digunakan para tamu jadi lebih luas dan menampung seluruh tamu. Kemudian payon anyaman daun kelapa disebut "tarub" yang berasal dari orang yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub adalah sang bapak naik tangga sedangkan ibu membantu memegangi tangga sambil memberikan bleketepe. Tatacara ini melambangkan gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga
Makna Tuwuhan
Tuwuhan melambangkan:
- pengharapan akan kemakmuran
- semangat hidup baru yang terus tumbuh dalam membangun rumah tangga
- harapan agar hidup keduap pengantin agar berkembang menuju kebahagiaan
- keharmonisan dan keindahan hidup berkeluarga
- harapan agar kedua pengantin segera di beri keturunan yang dapat mengembangkan keluarga.
Tuwuhan terdiri dari :
Bambu Wulung
Bentuknya lurus, warnanya hitam, pangkalnya kuat untuk digunakan sebagai penyangga gapura tarub. Hal ini melambangkan pesan dan harapan akan kekuatan, kesentosaan dan kelesatarian dalam membangun keluarga.
Janur Kuning
Janur melambangkan keindahan dan kemenangan. Kedua pengantin diharapkan senantiasa selalu diberi hidup yang indah dan dapat mencapai kemenangan (kebahagiaan dan cita-cita keluarga).
Janur merupakan singkatan dari sejatining nur ( cahaya sejati yaitu Nur Illahi ). Artinya sebagai hamba Tuhan hendaknya senantiasa bertaqwa melakukan apa yang diperintahkan (di cahayakan) Tuhan dan menjauhi apa yang dilarangNya.
Pohon pisang raja yang sudah masak
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang hendak menikah sudah memiliki pemikiran dewasa atau sudah masak. Dipilih pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan menikah kelak memiliki kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja
Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sbg gambaran tuk ing memanis atau sumber rasa manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang jawa adalah sepuh atau tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa yang sepuh yang selalu bertindak dengan wicaksana atau bijaksana.
Tebu merupakan singkatan dari anteping kalbu (kemantapan hati) yang artinya kedua pengantin telah mantap atas pilihannya atau atas jodohnya untuk menjadi suami istri.
Cengkir gadhing
Merupakan simbol dari kandungan tempat jabang bayi atau lambang keturunan.Cengkir merupakan singkatan dari kencengin pikir (persetujuan).Melambangkan bahwa kedua orang tua telah kenceng ing pikir (menyetujui) atas keduanya.
Daun Kluwih
Melambangkan harapan orang tua agar anaknya diberi keluwihan (kelebihan). Kelebihan derajan, pangkat dan semat (keturunan, kedudukan dan jabatan) serta di sayang Tuhan. Syukur-syukur di beri kekayaan sehingga dapat berderma kepada sesama.
Daun Andong
Daunnya lurus, selalu tegar bahkan dapat meluruskan batang yang besar dan bengkok. Melambangkan bahwa hidupnya selalu berguna bagi orang lain, meluruskan tingkah laku yang bengkok (salah), memberikan nasehat serta sentosa jiwa dan raga
Daun Girang
Warnanya cerah, bersih dan tidak berbulu. Daun ini melambangkan harapan kedua pengantin untuk senantiasa memberikan kegembiraan, tidak menyakiti orang lain, dan dapat memberi pencerahan bagi orang lain.
Daun Alang-alang
Alang-alang termasuk jenis rumput yang dapat tumbuh di mana-mana, tahan panas dan hujan. Hal ini melambangkan harapan kedua pengantin untuk dapat hidup tahan banting, memiliki jiwa juang dan semangat hidup yang tinggi dan memiliki ketahanan hidup yang tinggi ( tidak mudah strees ). Alang-alang juga melambangkan harapan agar kedua pengantin dapat mengatasi segala halangan dan rintangan hidup.
Daun Opo-opo
Daun ini melambangkan bahwa semoga perhelatan berlangsung aman, lancar dan selamat tidak terjadi apa-apa.
Daun Beringin.
Daun ini melambangkan bahwa hidup kedua pengantin di harapkan dapat menjadi pengayoman, memiliki keluarga yang kokoh. Daun beringin juga melambangkan setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk itu diharapkan agar kedua pengantin dapat mencapai apa yang dicita-citakan.
Padi
Padi melambangkan kemakmuran, maka di harapkan kedua pengantin nantinya di beri kecukupan dalam hal pangan, dan rendah hati kepada sesama seperti sifat padi semakin berisi semakin menunduk.
Tuwuhan mengandung arti yaitu suatu harapan kepada anak (calon pengantin) agar memperoleh keturunan untuk melangsungkan sejarah keluarga
Sejarah Tuwuhan:
Tata cara tuwuhan mengambil ajaran dari Ki Ageng Tarub salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat menikahkan anaknya yang benama Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal ini dilakukan karena rumah Ki Ageng kecil dan tidak muat untuk semua tamu, sehingga tamu yang di luar rumah diteduhi dengan payon anyaman daun kelapa.
Dengan diberi payon itu ruang yang digunakan para tamu jadi lebih luas dan menampung seluruh tamu. Kemudian payon anyaman daun kelapa disebut "tarub" yang berasal dari orang yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub adalah sang bapak naik tangga sedangkan ibu membantu memegangi tangga sambil memberikan bleketepe. Tatacara ini melambangkan gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga
Makna Tuwuhan
Tuwuhan melambangkan:
- pengharapan akan kemakmuran
- semangat hidup baru yang terus tumbuh dalam membangun rumah tangga
- harapan agar hidup keduap pengantin agar berkembang menuju kebahagiaan
- keharmonisan dan keindahan hidup berkeluarga
- harapan agar kedua pengantin segera di beri keturunan yang dapat mengembangkan keluarga.
Tuwuhan terdiri dari :
Bambu Wulung
Bentuknya lurus, warnanya hitam, pangkalnya kuat untuk digunakan sebagai penyangga gapura tarub. Hal ini melambangkan pesan dan harapan akan kekuatan, kesentosaan dan kelesatarian dalam membangun keluarga.
Janur Kuning
Janur melambangkan keindahan dan kemenangan. Kedua pengantin diharapkan senantiasa selalu diberi hidup yang indah dan dapat mencapai kemenangan (kebahagiaan dan cita-cita keluarga).
Janur merupakan singkatan dari sejatining nur ( cahaya sejati yaitu Nur Illahi ). Artinya sebagai hamba Tuhan hendaknya senantiasa bertaqwa melakukan apa yang diperintahkan (di cahayakan) Tuhan dan menjauhi apa yang dilarangNya.
Pohon pisang raja yang sudah masak
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang hendak menikah sudah memiliki pemikiran dewasa atau sudah masak. Dipilih pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan menikah kelak memiliki kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja
Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sbg gambaran tuk ing memanis atau sumber rasa manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang jawa adalah sepuh atau tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa yang sepuh yang selalu bertindak dengan wicaksana atau bijaksana.
Tebu merupakan singkatan dari anteping kalbu (kemantapan hati) yang artinya kedua pengantin telah mantap atas pilihannya atau atas jodohnya untuk menjadi suami istri.
Cengkir gadhing
Merupakan simbol dari kandungan tempat jabang bayi atau lambang keturunan.Cengkir merupakan singkatan dari kencengin pikir (persetujuan).Melambangkan bahwa kedua orang tua telah kenceng ing pikir (menyetujui) atas keduanya.
Daun Kluwih
Melambangkan harapan orang tua agar anaknya diberi keluwihan (kelebihan). Kelebihan derajan, pangkat dan semat (keturunan, kedudukan dan jabatan) serta di sayang Tuhan. Syukur-syukur di beri kekayaan sehingga dapat berderma kepada sesama.
Daun Andong
Daunnya lurus, selalu tegar bahkan dapat meluruskan batang yang besar dan bengkok. Melambangkan bahwa hidupnya selalu berguna bagi orang lain, meluruskan tingkah laku yang bengkok (salah), memberikan nasehat serta sentosa jiwa dan raga
Daun Girang
Warnanya cerah, bersih dan tidak berbulu. Daun ini melambangkan harapan kedua pengantin untuk senantiasa memberikan kegembiraan, tidak menyakiti orang lain, dan dapat memberi pencerahan bagi orang lain.
Daun Alang-alang
Alang-alang termasuk jenis rumput yang dapat tumbuh di mana-mana, tahan panas dan hujan. Hal ini melambangkan harapan kedua pengantin untuk dapat hidup tahan banting, memiliki jiwa juang dan semangat hidup yang tinggi dan memiliki ketahanan hidup yang tinggi ( tidak mudah strees ). Alang-alang juga melambangkan harapan agar kedua pengantin dapat mengatasi segala halangan dan rintangan hidup.
Daun Opo-opo
Daun ini melambangkan bahwa semoga perhelatan berlangsung aman, lancar dan selamat tidak terjadi apa-apa.
Daun Beringin.
Daun ini melambangkan bahwa hidup kedua pengantin di harapkan dapat menjadi pengayoman, memiliki keluarga yang kokoh. Daun beringin juga melambangkan setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk itu diharapkan agar kedua pengantin dapat mencapai apa yang dicita-citakan.
Padi
Padi melambangkan kemakmuran, maka di harapkan kedua pengantin nantinya di beri kecukupan dalam hal pangan, dan rendah hati kepada sesama seperti sifat padi semakin berisi semakin menunduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar